Kisahnya berawal dari dua anak desa, I Nyoman Jayaprana (abdi kesayangan Raja Kalianget) bertemu dengan Ni Nyoman Layonsari (putri Jero Bandesa Banjar Sekar). Sejak pertemuan mereka di suatu pasar, Jayaprana dan Layonsari saling jatuh cinta yang akhirnya bersepakat untuk kawin. Perkawinan ini tidak bertahan lama karena Raja Kalianget tergila-gila pada kecantikan Ni Layonsari. Dengan menggunakan segala tipu muslihat untuk memisahkan pasangan baru ini. I Jayaprana di utus ke Teluk Terima bersama Patih Sawunggaling yang kemudian menikamnya di sebuah hutan sehingga tewas. Dengan berpura-pura meratapi kematian abdi kesayangannya, sambil menawarkan belas kasihan, Prabu Kalianget merayu Ni Layonsari agar mau dibawa ke puri. Permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh Ni Layonsari yang telah mengetahui suaminya telah dibunuh oleh suruhan sang raja. Tak sudi menerima perlakuan seperti itu sang raja merasa berang, lalu memaksa Ni Layonsari. Ketika terjadi pergumulan dengan sang raja, Ni Layonsari menarik keris sang raja untuk menikam dirinya sendiri. Melihat hal ini sang raja menjadi kalap lalu membunuh setiap orang yang mendekat padanya. Kisah ini berakhir secara tragis dengan tewasnya raja Kalianget di tangan rakyatnya sendiri.
Friday, November 12, 2010
Makam Jayaprana
Kuburan Jayaprana dan Layon Sari ini terletak di kawasan hutan belukar Teluk Terima, Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, sekitar 67 km sebelah barat Kota Singaraja.
Kuburan ini merupakan bangunan kisah romantis seperti cerita Romeo dan Juliet di Eropa atau Sampek Engthai di Cina.
0 comments:
Post a Comment