Peristiwa tenggelamnya KM Sri Murah rejeki pada Rabu 21 September dini hari diduga tidak dipengaruhi oleh cuaca. Pasalnya cuaca saat itu sedang normal. Ini terlihat dari rekaman citra satelit cuaca.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, I wayan Suardana di Denpasar Kamis (22/9/2011) mengatakan "Saat kejadian angin berasal dari arah tenggara dengan kecepatan antara 5 sampai 10 knot per jam.
Dengan kecepatan angin sebesar itu, masih tergolong sedang sehingga tidak sampai membahayakan aktivitas pelayaran.
Namun Kepolisian Daerah Bali memiliki dugaan sementara penyebab tenggelamnya KM Sri Murah Rejeki di perairan antara Nusa Lembongan dan Nusa Penida.
"Lantaran gelombang dan cuaca yang tidak bersahabat," kata Kapolda Bali, Irjen Pol Totoy Herawan Indra, Rabu 21 September 2011.
Dia menjelaskan, belakangan ini cuaca Bali sedang buruk. "Menyebabkan gelombang laut besar dan angin kencang," tambah Kapolda.
Seperti diketahui, saat kapal yang tenggelam di sekitar Perairan Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, pukul 02.40 Wita, beberapa saksi korban mengaku jika kapal tersebut dihantam ombak besar sehingga terbalik.
Bahkan ada yang memperkirakan tinggi gelombang saat itu mencapai hingga 3 meter. Ditanya bagaimana mungkin dalam kondisi cuaca normal bisa sampai terjadi ombak besar yang menenggelamkan kapal tersebut, Suardana tidak berani memastikan.
Sejauh ini 11 orang ditemukan tewas, 11 lain ditemukan selamat, dan sisanya masih hilang. Saat ini korban tewas sudah dievakuasi ke Puskesmas Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan
Sumber : berbagai sumber
Picture: okezone.com
0 comments:
Post a Comment